Sebanyak 78 orang peserta Sarasehan Front Desk PT Daya Adicipta Mustika se-Jawa Barat yang digelar di Wisma Shalom, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan setelah menyantap sarapan, Selasa (20/12). Korban langsung dilarikan ke dua rumah sakit di Cimahi, yaitu 19 orang ke RSUD Cibabat dan 59 orang ke RS Mitra Kasih.
Kapolsek Cisarua, AKP Jaya Hadianto, mengatakan kejadian tersebut berawal ketika sekitar 250 peserta sarasehan menyantap sarapan berupa nasi kuning, orek tempe, sayur labu, sambal goreng, dadar telur, dan air mineral setelah melakukan acara senam pagi.
Pada pukul 09.00, mereka memasuki aula untuk mengikuti materi sarasehan tersebut. Baru pada pukul 11.00, di tengah acara itu, sebagian peserta mengalami mual dan muntah.
"Mereka pun kemudian dibawa ke rumah sakit. 19 orang dibawa ke RS Cibabat Cimahi dan 42 orang dibawa ke RS Mitra Kasih Cimahi. Korban yang di RS Cibabat sudah bisa dibawa pulang, sedangkan 4 korban lainnya di RS Mitra Kasih masih dipertimbangkan apakah akan dirawat inap atau tidak," ujar Jaya saat ditemui di RS Cibabat, Selasa (20/12) petang.
Pihaknya, kata Jaya, langsung mendatangi tempat kejadian dan mengambil sampel makanan yang tersisa dan muntahan korban. Baru pada Rabu (21/12), pihaknya akan membawa sampel tersebut ke Balai POM untuk diteliti lebih lanjut.
"Kami belum mendapatkan keterangan dari katering mana makanan tersebut berasal. Kami masih terfokus untuk mengurusi para korban yang diduga keracunan ini," katanya.
Menurut salah seorang korban, Henhen Ruhenda (35), Selasa pagi kemarin, dia dan sekitar 250-an karyawan sub dealer dari Main Dealer Daya Adi Cipta Mustika Cibeureum se-Jawa Barat, mengikuti olah raga pagi. Setelah itu, tutur Henhen, dia dan para karyawan lainnya langsung menyantap sarapan pagi berupa nasi kuning.
"Sarapan paginya dilakukan secara perasmanan, ada nasi kuning, telor, tempe dan lain sebagainya," ujar Henhen ketika ditemui di RS Cibabat, Selasa sore kemarin.
Seusai menyantap sarapan nasi kuning, kata Henhen, dia dan karyawan lain tidak langsung merasakan efek nasi kuning itu. Namun, menurut dia, sekitar satu jam kemudian, dia dan puluhan karyawan langsung mengalami rasa mual perut yang tidak lama kemudian diiringi muntah dan buang air besar hanya dalam interval menit saja.
"Saya langsung mual-mual dan buang air besar. Mungkin jaraknya kurang dari lima menit, langsung muntah dan buang air besar lagi. Begitu seterusnya hingga satu jam lebih," katanya.
Keterangan serupa diutarakan Nika Farlina (24). Nika yang hingga sore kemarin masih terlihat lemas, juga merasakan mual dan muntah seusai menyantap nasi kuning. "Saya terus-terusan muntah dan buang air. Saya lemas sekali," katanya.
Melihat kondisi seperti itu, pihak perusahaan langsung melarikan para karyawan yang diduga kuat mengalami keracunan itu ke rumah sakit. Para korban dilarikan ke RS Cibabat sekitar pukul 12.00 siang, sementara rombongan kedua dilarikan ke RS Mitra Kasih yang jaraknya tidak terlalu jauh dari RS Cibabat sekitar pukul 12.30.
Sebagian Pulang
Di dua rumah sakit itu para karyawan langsung menjalani perawatan intensif dengan cara diinfus dan diberikan beberapa obat penetralisir racun.
Menurut dr Tati, dokter piket RS Cibabat sore kemarin, dari data yang ada di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tercatat ada 19 korban yang masuk ke ruang IGD RS Cibabat. Semuanya, kata Tati, mengalami gejala yang sama. "Gejalanya yaitu mengalami mual, muntah, serta buang air besar," ujarnya.
Sebagai tindakan, tutur Tati, pihak rumah sakit lalu melakukan infus dan suntik obat mual dan obat pusing kepada pasien. "Sore ini (kemarin, Red) hampir semua pasien sudah diperbolehkan. Kondisinya rata-rata sudah stabil," terang Tati.
Sementara dari data di RS Mitra Kasih, tercatat ada 59 korban yang keluar masuk ruang IGD. Menurut dokter IGD RS Mitra Kasih, dr Rizky Danang, para pasien tersebut juga mengalami kondisi mual, muntah dan buang air besar. "Alhamdulillah tidak ada yang berat, bahkan mereka sebagian besar sudah bisa pulang," katanya.