Sejumlah sekolah swasta di Kota Cimahi terancam gulung tikar, karena semakin menyusutnya jumlah siswa yang masuk setiap tahunnya. Dari data yang dihimpun "GM", berdasarkan petunjuk teknik (juknis) Nomor 422/1505 a/Disdikpora, jumlah peserta didik kelas X dalam satu rombongan belajar maksimal 40 orang.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun jumlah siswa di SMA swasta, seperti SMA Pasundan 1, di Jln. Terusan, jumlah siswa dari tahun ke tahun mengalami penyusutan. Padahal SMA Pasundan 1 statusnya akreditasi A.
Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Bidang Kesiswaan Dadang Hidayat mengakui tahun ke tahun minat masyarakat menyekolahkan anaknya di SMA Pasundan 1 terus berkurang. Pada tahun 2009, jumlah rombel di SMA Pasundan 1 sebanyak 10 kelas. Pada 2010 mengalami penurunan menjadi 5 kelas dan 2011 menjadi 3 kelas dengan jumlah siswa setiap kelasnya 33 siswa.
"Sebenarnya dijadikan dua kelas juga memungkinkan, tetapi demi menjaga kewibawaan sekolah maka dijadikan 3 kelas masing-masing 33 murid," kata Dadang.
Ia menyebutkan, tidak hanya di Pasundan 1, kondisi sama dialami sekolah swasta lainnya, seperti SMA Pasundan 3 dari 7 kelas menjadi 3 kelas. "Penyusutan jumlah siswa di SMA swasta diduga karena masyarakat lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri dan SMK. Kemudian, di sekolah negeri sekarang ini jumlah muridnya melebihi batas maksimal dan ada pula yang menambah rombel dari 9 rombel menjadi 10 rombel," ujarnya.
Dadang menilai saat ini minat masyarakat sangat besar untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri. "Padahal kami sudah habishabisan promosi tetapi tetap saja, jumlah murid yang mendaftar lebih sepi dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Apalagi sekolah negeri juga menerima 10 persen siswa melalui jalur prestasi yang menurut saya jalur prestasi tersebut masih abu-abu dan harus dipertanyakan," tambahnya.
Menggelembung
Penggelembungan jumlah siswa di SMA negeri diprediksi banyaknya siswa yang masuk melalui jalur prestasi maupun "jalur belakang" dengan sistem jual beli kursi. Seperti yang disampaikan anggota Komisi IV, H. Enang Sahri di DPRD Kota Cimahi, Rabu (10/8).
"Kami sudah menerima laporan dari sekolah swasta dan telah mengumpulkan kepala sekolah dan mengingatkan mengenai rombel maksimalnya 360 siswa. Hal ini untuk menghindari agar sekolah swasta tidak kolaps. Tetapi tetap saja pada kenyataanya sekolah swasta banyak yang kekurangan siswa sedangkan SMA negeri jumlah siswa melebihi aturan. Banyak pula yang menyekolahkan anaknya ke SMK karena mengarahkan anaknya untuk jadi wiraswastawan maupun karyawan dan ini yang harus diselidiki, " paparnya.
Mengenai dugaan masuk SMAN melalui jalur belakang, Enang mengaku belum mendapatkan laporan secara resmi baru sebatas obrolan dengan masyarakat secara non formal Seperti diketahui jumlah SMAN di Cimahi sebanyak 6 SMA dan 1 MAN, sedangkan jumlah SMA swasta di Cimahi tercatat 10 sekalah dan 6 MA.
Menyikapi kurangnya siswa di SMA swasta dan jumlah peserta didik di SMAN yang melebihi kuota, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Cimahi, Tata Wikanta menjelaskan, berbicara mengenai sekolah dan jumlah muridnya, diserahkan kembali pada masyarakat. Karena mereka yang menilai kualitas sekolah yang dipilih.
"Kita berbicara mutu pendidikan. Kalau ada kekuarangan murid di sekolah swasta bukan berarti ada penggelembungan siswa di SMA negeri, karena saat ini banyak masyarakat yang memilih bersekolah di SMK. Untuk itu kami akan melakukan pengecekan kembali dan evaluasi mengenai jumlah murid di swasta dan di SMA negeri," kata Tata.
0 comments:
Posting Komentar