Sudah sepekan tumpukan sampah di beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) Kota Cimahi masih menggunung. Bahkan setiap hari volume sampah makin bertambah melebihi volume standar TPS. Warga di sekitar TPS Cilember, Cimindi-Bandung pun mengeluhkan gunungan sampah karena dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit.
Berdasarkan pantauan dan keterangan yang berhasil dihimpun "GM", sampah di beberapa TPS yang hingga Minggu (19/12) masih menggunung, salah satunya di TPS Cilember. Volume sampah TPS tersebut sudah memakan 1 meter badan jalan. Terlebih jika turun hujan, sampah-sampah tersebut, menimbulkan bau yang sangat menyengat. Untuk menghindari melubernya tumpukan sampah ke jalan, warga menutup bagian pinggir tumpukan sampah dengan terpal.
"Kurang lebih sudah seminggu sampah ini (di TPS Cilember, red) dibiarkan, malah terus saja ditambah. Sampai kini belum ada pihak dari pemkot atau petugas kebersihan yang mengecek TPS. Asal tahu saja, kami warga Cilember yang kebetulan berada dekat lokasi sudah tidak nyaman. Biasanya, sampah-sampah di TPS Cilember diangkut setiap hari, tapi tidak tahu sekarang apa masalahnya jadi menggunung begini," ungkap Tino (42), seorang warga saat ditemui, Minggu (19/12).
Timbulkan penyakit
Ia juga membeberkan, yang menjadi keresahan warga adalah penyakit yang disebabkan sampah-sampah tersebut. Untuk itu, ia mengimbau Pemkot Cimahi agar mencari solusi terkait tumpukan sampah yang tepat berada di depan jalan protokol Cimindi tersebut. Terlebih TPS tersebut berada di kawasan perbatasan. Akibatnya tidak hanya warga Cilember yang membuang sampah di area tersebut, namun juga beberapa warga yang tinggal di Kota Bandung. Bahkan, jelasnya, tidak jarang para pengguna jalan yang menggunakan kendaraan membuang sampah di TPS tersebut, padahal gunungan sampah sudah makin meninggi.
Tumpukan sampah juga terlihat di TPS Citeureup, TPS Pasar Atas, TPS Pasar Cimindi, Jambu Dipa, Baros, dan Cibeber.
"Siapa yang nyaman menghirup udara tidak segar, bau sampah. Apalagi kami berjualan dan tiba-tiba tidak jauh dari lapak kami ada tumpukan sampah. Ya untuk itu saya mohon ke pemerintah, coba mulai memikirkan sampah-sampah yang makin menggunung ini," tutur salah satu pedagang di Pasar Cimindi, Yanto (42).
Tiga daerah
Menanggapi kondisi tersebut, belum lama ini Wali Kota Cimahi, Itoc Tochija meminta pihak provinsi mengambil langkah dalam pemecahan masalah sampah ini, karena melibatkan tiga daerah, yaitu Kota Cimahi, Kota Bandung, dan Kab. Bandung Barat.
"Semoga permasalahan sampah ini dapat dikoordinasi oleh provinsi terkait tuntutan dari masyarakat. Apakah sesuai aspirasi masyarakat? Karena ini untuk kebaikan warga Jabar yang menyangkut tiga daerah. Apalagi sekarang ini sedang dalam penilaian Adipura," ungkap Itoc.
Ia menambahkan, dalam menekan jumlah volume sampah setiap harinya, Itoc mengimbau agar masyarakat ikut aktif dalam pengelolaan sampah. "Pengelolaan sampah agar lebih ditingkatkan lagi, sehingga dapat mengurangi beban dan volume sampah yang dibuang setiap hari," pungkasnya.
Sebelumnya, ia juga mengakui Kota Cimahi hingga kini belum dapat memiliki TPA sendiri. Kalaupun ada pihaknya membutuhkan sekitar Rp 40 miliar untuk pengelolaan sampah terpadu.
"Sampai sekarang kita masih mengandalkan TPA Sarimukti untuk sarana pembuangan sampah Kota Cimahi. Sedangkan untuk TPA Leuwigajah, kita tidak pernah berbicara akan membukanya. Hanya kalaupun TPA tersebut akan difungsikan kembali oleh pusat, kita harus memiliki sedikit lahan khusus untuk Kota Cimahi dengan menggunakan sistem pengolahan terpadu, bukan tempat pembuangan agar kejadian longsor tidak terulang," tandasnya.
Ia juga menyebutkan, jika memang pihaknya berencana memiliki tempat pengelolaan sampah terpadu, tidak berada di kawasan TPA Leuwigajah, tapi akan mencari lahan lain yang dampaknya tidak akan banyak merugikan masyarakat sekitar.
0 comments:
Posting Komentar