Lubang menganga sedalam 18-20 meter di RT 2 RW 8 Kampung Tegalkawung, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi, dikhawatirkan mengancam keselamatan 50-an kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan tersebut.
Pasalnya lubang diketahui sebagai bekas galian pasir yang marak dibuat pada akhir 1950-an dan diperkirakan memiliki banyak cabang layaknya goa. Petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) belum berani turun ke dalam untuk memastikan kondisi lubang karena keterbatasan peralatan, terutama masker oksigen. Ditakutkan ada gas metan yang membahayakan.
Lubang pertama kali diketahui warga ketika hujan deras mengguyur Kota Cimahi, Senin (16/11) siang. Lubang sampah yang ada di samping rumah Atik Sartika (41) ambles. Keluarga Atik sendiri memilih mengungsi ke tenda yang disiapkan Pemkot Cimahi jika turun hujan karena takut lorong lubang tersebut melintas di bawah rumahnya dan membuat ambles. "Semalam-malaman kami tidak bisa tidur. (Kami) Takut," kata Ibu dua anak tersebut, Rabu (16/11).
Koordinator Tagana wilayah Cipageran Agus Setiadi mengungkapkan, anggota Tagana siap turun dan memastikan kondisi sebenarnya lubang tersebut. Masalahnya, peralatan yang dimiliki Tagana belum memadai, terutama masker oksigen.
"Ditakutkan di bawah sana ada gas metan yang bisa membahayakan keselamatan. Jika peralatan lengkap, kami siap turun," ucapnya.
Wali Kota Itoc Tochija dalam kunjungannya ke lokasi amblesan di Kampung Tegalkawung mendukung upaya Tagana. Perlengkapan akan segera disiapkan. "Tidak mustahil bukan hanya satu rumah yang terancam oleh temuan lubang ini, tapi beberapa rumah. Ini yang akan kami pastikan terlebih dahulu," tuturnya.
0 comments:
Posting Komentar