Jumat, 10 Desember 2010
Off road kawasan Sukawana, Parongpong - Cimahi
KAWASAN Bandung utara masih menjadi magnet tersendiri bagi dunia pariwisata. Selain aksesnya yang mudah, udaranya yang relatif lebih segar menjadi alasan bagi pebisnis membuka usaha wisata. Tak heran bila banyak tempat wisata di Bandung utara baik yang masuk wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, hingga Kabupaten Bandung Barat.
Lantaran sejuknya udara, di kawasan ini atraksi wisata sering dipadukan dengan wisata alam. Uniknya, di balik wisata modern yang ditawarkan, masih ada wisata yang menantang untuk dijajal. Bahkan dengan alam yang masih cantik dan natural.
Hal itu seperti dirasakan Tribun ketika diajak Yayasan Palawa Indonesia mengikuti kegiatan Learn Photography & Go Adventure (LPGA), 13 November lalu. Ada 13 peserta yang siap menerima ilmu fotografi yang dibalut dalam konsep petualangan ini. Mereka dibawa dengan empat mobil Land Rover dengan driver yang ahli dan berpengalaman.
Uniknya, peserta berasal dari berbagai kalangan dan beragam usia. Ada siswa SMP, pegawai, pengusaha hingga PNS. Lantaran beragamnya peserta inilah yang membuat adventure sambil ber-off road ini terasa menyenangkan. Semua menikmati. Baik saat pemberian materi fotografi maupun ketika diajak menyusuri medan berat off road.
Nuansa petualangan sudah mulai berembus saat memasuki Jalan Gunung Puteri, Lembang. Tak sampai satu kilometer dari jalan mulus, semua kendaraan sudah harus berhadapan dengan jalan tanah yang tentunya tak rata. Ini membuat beberapa peserta sempat berdebar. Namun, kekhawatiran itu pupus karena kepiawaian para driver mengendalikan Land Rover berpenggerak 4 roda itu.
Di Puncak Gunung Puteri barulah peserta rehat. Di sini mereka diberi materi fotografi oleh fotografer kawakan Ronald Agusta. Peserta tampak antusias dengan kucuran ilmu fotografi yang diberikan dalam kemasan petualangan ini. Peserta juga diajak praktik langsung dengan mencari gambar di sekitar lokasi. Hasil gambarnya langsung didiskusikan dengan Ronald sambil ngobrol-ngobrol santai.
Selanjutnya, peserta diajak melalui jalan perkebunan yang dibuat Belanda sekitar seabad lalu. Dengan batu-batu besar dan sebagian lain berupa tanah, membuat perjalanan off road sangat kental dengan petualangan dan tantangan.
"Waduh, kapan yah jalannya diperbaiki. Lumayan nih bikin badan goyang-goyang terus," kata Alya, seorang peserta, sambil bercanda dengan dua temannya sesama siswa SMP Al Azhar Cimahi.
Seolah tak ada sejengkal pun yang tanpa tantangan. Pasalnya rombongan langsung dihadapkan dengan jalan terjal beralas tanah yang licin. Itu terjadi saat rombongan akan menjajal puncak Jayagiri. Mobil harus jalan satu-satu. Para driver, yakni Ronald, Taufik, Dadan, dan Ruly, dengan sigap mengeluarkan winch, tali khusus untuk menarik mobil saat terjebak.
Uniknya, momen ini tak disia-siakan peserta. Mereka yang memang berniat off road sambil belajar motret ini langsung membidikan kamera ke setiap mobil yang ditarik. Seusai mobil ditarik, barulah peserta menikmati makan siang. Tetap dalam suasana alam dan mereka pun masih diajak berdiskusi soal foto oleh Ronald.
Tantangan ternyata masih menyapa di setiap perjalanan. Terkadang ada mobil yang terjebak lumpur setinggi setengah meter atau mobil yang hampir terguling. Seperti saat menyusuri jalan pulang menuju jalur perkebunan teh Sukawana Parongpong.
Selain jalan yang penuh tantangan, yang paling indah dan sangat berbeda adalah nuansa alam yang masih kental dengan pepohonan pinus, belukar liar maupun air selokan yang mengalir jernih. Pengalaman seperti inilah yang membuat mereka ingin kembali menikmati alam yang masih segar.
0 comments:
Posting Komentar